Andai saja aku bisa lebih lama..
Aku ingin semua tetap sama...
Tetap indah dan alami tanpa ada yang dikurangi..
Entah sejak kapan senja menjadi pemandangan paling dinanti
buat saya pribadi. Melihat senja dipinggir pantai itu menjadi hal yang sangat
saya suka mungkin buat teman-teman yang lain juga sama. Siapa yang tidak suka
ketika mata dimanjakan oleh indahnya pesona pantai dihiasi semburat merah
ketika petang menjelang semuanya terlihat sempurna sangat mempesona. Setahun yang lalu saya
berkesempatan menginjakkan kaki ditempat kelahiran kedua orang tua saya,
kebetulan keduanya berasal dari daerah yang sama, yaitu Kabupaten Krui, Lampung
Barat.
 |
Selamat Datang Di Provinsi Lampung
|
Dimana Krui?
Apa teman-teman pernah dengar nama Kabupaten Krui?, Kabupaten Krui
terletak di Provinsi Lampung Barat, karena letak geografisnya yang ada dipesisir
barat Provinsi Lampung membuat Krui terkenal dengan wisata pantainya. Meski
tidak begitu tersohor seperti Pantai-pantai yang ada di Bali, Lombok, atau
Bangka Belitung, tapi saya yakin pantai-pantai di Krui tidak kalah cantik. Ombaknya yg bagus membuat Krui banyak disinggahi wisatawan Lokal maupun Asing untuk berselancar atau surfing disana. Bulan Agustus tahun lalu saya berkesempatan liburan bersama keluarga saya di
Krui sambil mengerjakan sebuah pekerjaan dinas yang belum terselesaikan
(lupakan pekerjaan itu) hehe kita fokus pada liburannya saja. Untuk sampai di
Kabupaten Krui sangat mudah kok, memang membutuhkan waktu cukup lama untuk
sampai disana, karena kita menggunakan jalur darat dan laut. Sebenarnya ada sih
pesawat ke Lampung, tapi untuk sampai ke Kabupaten Krui harus menempuh
perjalanan yang masih jauh juga, lebih baik naik kendaraan darat saja. Waktu itu
saya bersama keluarga naik kendaraan Bus dari Terminal Kampung Rambutan
Jakarta, ada Bus khusus yang menuju kesana Bus Krui Putra namanya, itu bus langsung menuju Krui jadi teman-teman cukup duduk manis menikmati perjalanan
tanpa perlu pindah-pindah kendaraan lain, tarif Bus AC hanya sekitar 150 ribu dan sudah termasuk tiket Kapal Laut. Memerlukan waktu sekita empat jam dari Terminal Kampung Rambutan kita sudah sampai di
Pelabuhan Merak Banten untuk menumpang Kapal Laut sekitar tiga hingga empat jam
menuju Pelabuhan Bakauheni Lampung. Setelah itu dilanjutkan lagi menggunakan
jalur darat menuju Kabupaten Krui yang memakan waktu sekitar delapan hingga
sepuluh jam perjalanan. Kali ini saya ingin mengajak teman-teman untuk melihat indahnya pantai di Krui dan sekaligus memperkenalkan Krui kampung halaman kedua orang tua saya pada teman-teman semua.
Pantai Labuhan Jukung
Saya beserta keluarga sampai di Krui tepat pukul lima subuh, tepatnya di Desa Gunung Kemala.
Setelah beristirahat, pada sore harinya saya menyempatkan untuk jalan-jalan ke Pantai
Labuhan Jukung. Ini pantai yang paling populer di Krui, ombaknya yang tidak terlalu besar membuat banyak orang menghabiskan waktu disini. Saya
ingat betul ketika tahun 2010 lalu, saya bertemu seorang pengusaha muda yang
berasal dari Bandar Lampung, kami bercerita bayak tentang Krui, ia sangat
memuji keindahan Pantai Labuhan Jukung yang menurutnya masih sangat indah dan
alami.
 |
Selamat Datang Di Pantai Labuhan Jukung
|
Dengan ditemani oleh beberapa sepupu saya yang diantaranya masih kecil,
saya bersama adik saya sangat bersemangat. Meski sudah banyak yang berubah,tapi
Pantainya masih terjaga dengan baik, terlihat Penginapan-penginapan didirikan
dipinggiran jalan menuju ke Pantai, geliat perkembangan wisata sudah mulai
terlihat. Nampaknya Pemda Kabupaten Krui mulai menyadari bahwa pantai-pantai
yang ada di Krui adalah aset yang sangat perlu dikembangkan. Ini kesekian
kalinya Labuhan Jukung mebuat saya takjub, kebetulan ketika itu sedang tidak
musim liburan, pantai terlihat sepi dan sangat tenang.
Deburan ombak menyapa
kami, pasirnya yang putih berkilauan terkena sinar matahari, langitnya yang
biru menambah indah pemandangan sore itu. Jajaran perahu-perahu nelayan
berbaris rapi, menunggu tuannya untuk pergi mencari ikan. Mayoritas penduduk
dipinggiran pantai adalah nelayan, setiap pagi mereka menjual hasil
tangkapannya dipasar ataupun menjajakannya langsung kerumah-rumah penduduk
menggunakan sepeda atau sepeda motor. Nampak sebuah perahu bersandar tepat
dibelakang kami.
 |
Pasir Putihnya Yang Begitu Bersih dan Halus |
 |
Airnyaa Jernih Banget Kan |
 |
Gedean Orangnya daripada Perahunya :p |
Semuanya bersenang-senang bersama, menikmati jernihnya air
laut yang kebetulan sedang surut, batu-batu karang yang biasanya ditutupi air
terlihat dengan jelas. Beberapa penghuni dasar laut terlihat ddidasar air,
kerang, bintang laut, rumput laut, semuanya terlihat dengan jelas. Saya sibuk
memotret sampai adik sepupu saya menarik tangan saya untuk segera bergabung
bersama mereka menikmati segarnya air laut.
 |
Airnyaaa Sugerrrrr |
 |
Narsis Tiada Tara |
 |
Smile..Smile..Smile |
Hari sudah semakin sore, air pun sudah mulai pasang kami memutuskan untuk segera pulang, tapi saya masih belum ingin beranjak pergi menunggu matahari tenggelam sore itu, untuk kesekian kalinya ingin menikmati sunset Pantai Labuhan Jukung. Beberapa menit kemudian langit mulai gelap nampak matahari tenggelam di ufuk timur, cahaya merah mulai menghiasi langit Pantai Labuhan Jukung Petang itu, semuanya sempurna sudah, indah, indah, dan indah.
 |
Akhirnya Matahari Tenggelam dengan Indah |
 |
Sejauh Mata Memandang |
 |
Selamat Datang Senja |
Pantai Tembakak
 |
Pemandangan Di Kanan Kiri Jalan |
Untuk tambahan destinasi wisata di Krui bisa juga
mengunjungi pantai Tembakak, Pantai yang satu ini baru pertama kali saya
kunjungi Pantai alami yang sama sekali belum tersentuh ini, memberikan kesan
liburan yang sangat berkesan. Kami berangkat menggunakan mobil bak paman saya yang diatasnya ditaruh tiga kursi plastik untuk duduk, berbekal makanan seadanya dan tiga buah durian yang dibeli dipinggir jalan kami berangkat menuju pantai. Saya memilih duduk dibangku depan, abis rasanya gimana yaa duduk dikursi plastik yang ditaruh diatas mobil bak gitu, hihi. Adik dan kedua sepupu kecil saya memilih duduk dibelakang. Sepanjang jalan saya disuguhkan pemandangan yang sangat indah dikiri kanan jalan, rumah-rumah panggung yang terbuat dari kayu dan dihiasi ukiran-ukiran khas Lampung menjadi pusat perhatian saya.
Sesampainya disana saya terheran-heran, bagaimana tidak, pantai nya sangat sepi, lebih tepatnya tidak ada orang lain selain kami dan seorang ibu penjual pecal yang membuka warung kecil dipinggir jalan dekat pantai. Saya
seperti berada di pantai pribadi, bahkan paman dan sepupu saya menaruh kursi
plastik yang mereka bawa dari rumah, saya juga turut membawa serta bantal
berbentuk panda yang saya dapat ketika membeli Liang Teh Cap Panda saat membuka
stand promo diacara kantor sebulan sebelum saya berangkat ke Krui, saya borong cincau hitamnya waktu itu. Angin bulan agustus sangat terasa disana, saya bahkan harus berkali-kali merapikan rambut yang berantakan ditiup angin pantai.
 |
Selamat Datang di Pantai Tembakak |
Acara dimulai dengan icip-icip durian bawaan kami, kebetulan sedang musim durian, jadi harganya murah meriah, untuk 1 buah durian hanya sekitar lima ribu rupiah sampai dua puluh ribu rupiah saja itu pun sudah dapat ukuran besar dan dijamin mabok deh, hehe. Ah durian yang kami bawa cuma numpang lewat aja dimulut, dimakan sama enam orang yaa ga kenyang, hihi. Tapi jangan sedih, untuk urusan
perut gak perlu khawatir kelaparan, didekat pantai ada warung kecil yang
menjual pecal dan minuman lain, harganya juga murah meriah, sayang warungnya lupa didokumentasikan. Kenyang makan durian dan pecal saatnya diademin pake Liang Teh Cap Panda, dijamin suegeerr.
 |
Siapa Yang Mau Durian? |
 |
Bantal Berbentuk Panda dari Liang Teh Cap Panda
 |
Batu Karangnya Gede, Tapi Kami Ga Berani Naik |
|
Selanjutnya kita bermain air dan berfoto narsis ala-ala bule artis hollywood yang lagi holiday di Pulau Pribadinya, hihi. Kemudian lari kesana kemari berebutan kerang yang cantik-cantik buat oleh-oleh pas pulang ke Bogor (gak modal banget ya). Pantai Tembakak
tidak memiliki pasir seperti di Labuhan Jukung, pasirnya bercampur dengan cangkang kerang dan batu-batu kecil, batu-batu karang disini lebih bnyak dibandingakan
Labuhan Jukung, dan bentuknya besar-besar, tapi soal pemandangan, Tembakak juga gak kalah indah, disebrang
pantai terlihat ada sebuah Pulau yang bernama Pulau Pisang. Sudah capek, waktunya kita pulang, kali ini gak nunggu sunset karna paman saya bawel ngajak pulang, takut kemaleman katanya.
 |
Subhanallah..I Love Krui |
 |
Ini Dia Pulau Pisangnya |
Gak apa-apalah lain kali saya mau kesana lagi, ajak temen-temen dari Bogor dan Jakarta, supaya mereka lihat betapa indahnya Kampung Halaman kedua orang tua saya. Dan saya mau ajak mereka untuk buat gerakan sosial disana untuk adik-adik di Desa Gunung Kemala, adik-adik kecil yang sangat menginspirasi, adik-adik kecil yang kasih banyak pelajaran berharga untuk saya selama berada disana.
 |
Mereka adalah Inspirasi |
Di perjalanan pulang saya lebih memilih duduk dibangku belakang, merasakan sensasi deg deg ser kalo kata adik saya, duduk diatas bangku plastik dan diliatin orang itu sensasi tersendiri, ya lambai-lambaikan tangan ala Putri Indonesia, haha. Ini beneran seru banget lebih dekat dengan alam, melihat indahnya Krui dengan cara yang istimewa. Saya sama sekali tidak merasakan mual meski jalanannya yang meliuk-liuk alias banyak tikungan, ini indah, sungguh indah. Hanya berharap ketika kembali lagi semuanya tetap sama, tetap indah dan alami tanpa ada yang dikurangi.
 |
Mereka Sangat Menikmati, Haha |
Meski saya hanya bercerita tentang dua pantai yang sudah
saya kunjungi, namun di Krui masih banyak lagi pantai-pantai yang gak kalah
indah, diantaranya Pantai Walur, dan Pantai Tanjung Setia, lain kali kalau saya
berkunjung ke Krui lagi saya akan kesana dan menambah daftar Pantai yang sudah
saya kunjungi. Semoga bermanfaat yaa ^_^
Okty Imagine ^_^
Tulisan ini diikutsertakan dalam Blog Contest