PERSEMBAHAN DARI KRUI ( PASIR PUTIH HINGGA PANTAI PRIBADI )

Senin, 25 Agustus 2014
Andai saja aku bisa lebih lama..
Aku ingin semua tetap sama...
Tetap indah dan alami tanpa ada yang dikurangi..

Entah sejak kapan senja menjadi pemandangan paling dinanti buat saya pribadi. Melihat senja dipinggir pantai itu menjadi hal yang sangat saya suka mungkin buat teman-teman yang lain juga sama. Siapa yang tidak suka ketika mata dimanjakan oleh indahnya pesona pantai dihiasi semburat merah ketika petang menjelang semuanya terlihat sempurna sangat mempesona. Setahun yang lalu saya berkesempatan menginjakkan kaki ditempat kelahiran kedua orang tua saya, kebetulan keduanya berasal dari daerah yang sama, yaitu Kabupaten Krui, Lampung Barat.

Selamat Datang Di Provinsi Lampung

Dimana Krui?

Apa teman-teman pernah dengar nama Kabupaten Krui?, Kabupaten Krui terletak di Provinsi Lampung Barat, karena letak geografisnya yang ada dipesisir barat Provinsi Lampung membuat Krui terkenal dengan wisata pantainya. Meski tidak begitu tersohor seperti Pantai-pantai yang ada di Bali, Lombok, atau Bangka Belitung, tapi saya yakin pantai-pantai di Krui tidak kalah cantik. Ombaknya yg bagus membuat Krui banyak disinggahi wisatawan Lokal maupun Asing untuk berselancar atau surfing disana. Bulan Agustus tahun lalu saya berkesempatan liburan bersama keluarga saya di Krui sambil mengerjakan sebuah pekerjaan dinas yang belum terselesaikan (lupakan pekerjaan itu) hehe kita fokus pada liburannya saja. Untuk sampai di Kabupaten Krui sangat mudah kok, memang membutuhkan waktu cukup lama untuk sampai disana, karena kita menggunakan jalur darat dan laut. Sebenarnya ada sih pesawat ke Lampung, tapi untuk sampai ke Kabupaten Krui harus menempuh perjalanan yang masih jauh juga, lebih baik naik kendaraan darat saja. Waktu itu saya bersama keluarga naik kendaraan Bus dari Terminal Kampung Rambutan Jakarta, ada Bus khusus yang menuju kesana Bus Krui Putra namanya, itu bus langsung menuju Krui jadi teman-teman cukup duduk manis menikmati perjalanan tanpa perlu pindah-pindah kendaraan lain, tarif Bus AC hanya sekitar 150 ribu dan sudah termasuk tiket Kapal Laut. Memerlukan waktu sekita empat jam dari Terminal Kampung Rambutan kita sudah sampai di Pelabuhan Merak Banten untuk menumpang Kapal Laut sekitar tiga hingga empat jam menuju Pelabuhan Bakauheni Lampung. Setelah itu dilanjutkan lagi menggunakan jalur darat menuju Kabupaten Krui yang memakan waktu sekitar delapan hingga sepuluh jam perjalanan. Kali ini saya ingin mengajak teman-teman untuk melihat indahnya pantai di Krui dan sekaligus memperkenalkan Krui kampung halaman kedua orang tua saya pada teman-teman semua.

Pantai Labuhan Jukung

Saya beserta keluarga sampai di Krui tepat pukul lima subuh, tepatnya di Desa Gunung Kemala. Setelah beristirahat, pada sore harinya saya menyempatkan untuk jalan-jalan ke Pantai Labuhan Jukung. Ini pantai yang paling populer di Krui, ombaknya yang tidak terlalu besar membuat banyak orang menghabiskan waktu disini. Saya ingat betul ketika tahun 2010 lalu, saya bertemu seorang pengusaha muda yang berasal dari Bandar Lampung, kami bercerita bayak tentang Krui, ia sangat memuji keindahan Pantai Labuhan Jukung yang menurutnya masih sangat indah dan alami.

Selamat Datang Di Pantai Labuhan Jukung
                             
Dengan ditemani oleh beberapa sepupu saya yang diantaranya masih kecil, saya bersama adik saya sangat bersemangat. Meski sudah banyak yang berubah,tapi Pantainya masih terjaga dengan baik, terlihat Penginapan-penginapan didirikan dipinggiran jalan menuju ke Pantai, geliat perkembangan wisata sudah mulai terlihat. Nampaknya Pemda Kabupaten Krui mulai menyadari bahwa pantai-pantai yang ada di Krui adalah aset yang sangat perlu dikembangkan. Ini kesekian kalinya Labuhan Jukung mebuat saya takjub, kebetulan ketika itu sedang tidak musim liburan, pantai terlihat sepi dan sangat tenang.

Deburan ombak menyapa kami, pasirnya yang putih berkilauan terkena sinar matahari, langitnya yang biru menambah indah pemandangan sore itu. Jajaran perahu-perahu nelayan berbaris rapi, menunggu tuannya untuk pergi mencari ikan. Mayoritas penduduk dipinggiran pantai adalah nelayan, setiap pagi mereka menjual hasil tangkapannya dipasar ataupun menjajakannya langsung kerumah-rumah penduduk menggunakan sepeda atau sepeda motor. Nampak sebuah perahu bersandar tepat dibelakang kami.

Pasir Putihnya Yang Begitu Bersih dan Halus

Airnyaa Jernih Banget Kan

Gedean Orangnya daripada Perahunya :p
Semuanya bersenang-senang bersama, menikmati jernihnya air laut yang kebetulan sedang surut, batu-batu karang yang biasanya ditutupi air terlihat dengan jelas. Beberapa penghuni dasar laut terlihat ddidasar air, kerang, bintang laut, rumput laut, semuanya terlihat dengan jelas. Saya sibuk memotret sampai adik sepupu saya menarik tangan saya untuk segera bergabung bersama mereka menikmati segarnya air laut.

Airnyaaa Sugerrrrr

Narsis Tiada Tara

Smile..Smile..Smile

Hari sudah semakin sore, air pun sudah mulai pasang kami memutuskan untuk segera pulang, tapi saya masih belum ingin beranjak pergi menunggu matahari tenggelam sore itu, untuk kesekian kalinya ingin menikmati sunset Pantai Labuhan Jukung. Beberapa menit kemudian langit mulai gelap nampak matahari tenggelam di ufuk timur, cahaya merah mulai menghiasi langit Pantai Labuhan Jukung Petang itu, semuanya sempurna sudah, indah, indah, dan indah.


Akhirnya Matahari Tenggelam dengan Indah

Sejauh Mata Memandang

Selamat Datang Senja

Pantai Tembakak


Pemandangan Di Kanan Kiri Jalan
Untuk tambahan destinasi wisata di Krui bisa juga mengunjungi pantai Tembakak, Pantai yang satu ini baru pertama kali saya kunjungi Pantai alami yang sama sekali belum tersentuh ini, memberikan kesan liburan yang sangat berkesan. Kami berangkat menggunakan mobil bak paman saya yang diatasnya ditaruh tiga kursi plastik untuk duduk, berbekal makanan seadanya dan tiga buah durian yang dibeli dipinggir jalan kami berangkat menuju pantai. Saya memilih duduk dibangku depan, abis rasanya gimana yaa duduk dikursi plastik yang ditaruh diatas mobil bak gitu, hihi. Adik dan kedua sepupu kecil saya memilih duduk dibelakang. Sepanjang jalan saya disuguhkan pemandangan yang sangat indah dikiri kanan jalan, rumah-rumah panggung yang terbuat dari kayu dan dihiasi ukiran-ukiran khas Lampung menjadi pusat perhatian saya.

Sesampainya disana saya terheran-heran, bagaimana tidak, pantai nya sangat sepi, lebih tepatnya tidak ada orang lain selain kami dan seorang ibu penjual pecal yang membuka warung kecil dipinggir jalan dekat pantai. Saya seperti berada di pantai pribadi, bahkan paman dan sepupu saya menaruh kursi plastik yang mereka bawa dari rumah, saya juga turut membawa serta bantal berbentuk panda yang saya dapat ketika membeli Liang Teh Cap Panda saat membuka stand promo diacara kantor sebulan sebelum saya berangkat ke Krui, saya borong cincau hitamnya waktu itu. Angin bulan agustus sangat terasa disana, saya bahkan harus berkali-kali merapikan rambut yang berantakan ditiup angin pantai.

Selamat Datang di Pantai Tembakak
Acara dimulai dengan icip-icip durian bawaan kami, kebetulan sedang musim durian, jadi harganya murah meriah, untuk 1 buah durian hanya sekitar lima ribu rupiah sampai dua puluh ribu rupiah saja itu pun sudah dapat ukuran besar dan dijamin mabok deh, hehe. Ah durian yang kami bawa cuma numpang lewat aja dimulut, dimakan sama enam orang yaa ga kenyang, hihi. Tapi jangan sedih, untuk urusan perut gak perlu khawatir kelaparan, didekat pantai ada warung kecil yang menjual pecal dan minuman lain, harganya juga murah meriah, sayang warungnya lupa didokumentasikan. Kenyang makan durian dan pecal saatnya diademin pake Liang Teh Cap Panda, dijamin suegeerr.
Siapa Yang Mau Durian?
Bantal Berbentuk Panda dari Liang Teh Cap Panda


Batu Karangnya Gede, Tapi Kami Ga Berani Naik
Selanjutnya kita bermain air dan berfoto narsis ala-ala bule artis hollywood yang lagi holiday di Pulau Pribadinya, hihi. Kemudian lari kesana kemari berebutan kerang yang cantik-cantik buat oleh-oleh pas pulang ke Bogor (gak modal banget ya). Pantai Tembakak tidak memiliki pasir seperti di Labuhan Jukung, pasirnya bercampur dengan cangkang kerang dan batu-batu kecil, batu-batu karang disini lebih bnyak dibandingakan Labuhan Jukung, dan bentuknya besar-besar, tapi soal pemandangan, Tembakak juga gak kalah indah, disebrang pantai terlihat ada sebuah Pulau yang bernama Pulau Pisang. Sudah capek, waktunya kita pulang, kali ini gak nunggu sunset karna paman saya bawel ngajak pulang, takut kemaleman katanya.

Subhanallah..I Love Krui
Ini Dia Pulau Pisangnya
Gak apa-apalah lain kali saya mau kesana lagi, ajak temen-temen dari Bogor dan Jakarta, supaya mereka lihat betapa indahnya Kampung Halaman kedua orang tua saya. Dan saya mau ajak mereka untuk buat gerakan sosial disana untuk adik-adik di Desa Gunung Kemala, adik-adik kecil yang sangat menginspirasi, adik-adik kecil yang kasih banyak pelajaran berharga untuk saya selama berada disana.


Mereka adalah Inspirasi 
Di perjalanan pulang saya lebih memilih duduk dibangku belakang, merasakan sensasi deg deg ser kalo kata adik saya, duduk diatas bangku plastik dan diliatin orang itu sensasi tersendiri, ya lambai-lambaikan tangan ala Putri Indonesia, haha. Ini beneran seru banget lebih dekat dengan alam, melihat indahnya Krui dengan cara yang istimewa. Saya sama sekali tidak merasakan mual meski jalanannya yang meliuk-liuk alias banyak tikungan, ini indah, sungguh indah. Hanya berharap ketika kembali lagi semuanya tetap sama, tetap indah dan alami tanpa ada yang dikurangi.
Mereka Sangat Menikmati, Haha
Meski saya hanya bercerita tentang dua pantai yang sudah saya kunjungi, namun di Krui masih banyak lagi pantai-pantai yang gak kalah indah, diantaranya Pantai Walur, dan Pantai Tanjung Setia, lain kali kalau saya berkunjung ke Krui lagi saya akan kesana dan menambah daftar Pantai yang sudah saya kunjungi. Semoga bermanfaat yaa ^_^

Okty Imagine ^_^


Tulisan ini diikutsertakan dalam Blog Contest 

"Travelogue Wisata Pantai di Indonesia" Bersama Liang Teh Cap Panda




15 komentar:

  1. bagus gan...

    mampir juga kemari
    http://gubugkecilsangentung.blogspot.com/2014/08/17-agustusan-di-pantai-klayar-banyu.html

    BalasHapus
  2. Fubuki aida :makasih, tar aku mampir yaa

    BalasHapus
  3. Andy : hatur nuhun sudah mampir :D

    BalasHapus
  4. Bersyukur kita punya pantai yang bagus dan indah. semoga terus terawat keindahannya http://fxmuchtar.blogspot.com/2014/08/serasa-memiliki-pantai-pribadi-di-liang.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaa amiin..makasih udh mampir..ntar aku mampir jugaa ^^

      Hapus
  5. wah... keren bisa jadi next trip ngebolang gw ni

    BalasHapus
    Balasan
    1. asiikkk...hayuu atuh ngebolang kesini ndiii..aturr ajaaa..

      Hapus
  6. Balasan
    1. iiyaaa..emang super duper kereenn.makasih udh mampir ^^

      Hapus
  7. Bagusssss mau ikut kesana ajak plissss :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayuuu biii...aturr aja waktunya kita brgkaatt :D

      Hapus
  8. Berbagi Kata-kata : kalo dari jakarta dan ala-ala backpacker sih sekitar 500 sampai 700 ribu cukup kok..

    BalasHapus
  9. Halo kak.. kalau mau naik kendaraan umum ke krui bagaimana? mohon infonya elanovitasriyanes@yahoo.co.id

    BalasHapus

Senin, 25 Agustus 2014

PERSEMBAHAN DARI KRUI ( PASIR PUTIH HINGGA PANTAI PRIBADI )

Andai saja aku bisa lebih lama..
Aku ingin semua tetap sama...
Tetap indah dan alami tanpa ada yang dikurangi..

Entah sejak kapan senja menjadi pemandangan paling dinanti buat saya pribadi. Melihat senja dipinggir pantai itu menjadi hal yang sangat saya suka mungkin buat teman-teman yang lain juga sama. Siapa yang tidak suka ketika mata dimanjakan oleh indahnya pesona pantai dihiasi semburat merah ketika petang menjelang semuanya terlihat sempurna sangat mempesona. Setahun yang lalu saya berkesempatan menginjakkan kaki ditempat kelahiran kedua orang tua saya, kebetulan keduanya berasal dari daerah yang sama, yaitu Kabupaten Krui, Lampung Barat.

Selamat Datang Di Provinsi Lampung

Dimana Krui?

Apa teman-teman pernah dengar nama Kabupaten Krui?, Kabupaten Krui terletak di Provinsi Lampung Barat, karena letak geografisnya yang ada dipesisir barat Provinsi Lampung membuat Krui terkenal dengan wisata pantainya. Meski tidak begitu tersohor seperti Pantai-pantai yang ada di Bali, Lombok, atau Bangka Belitung, tapi saya yakin pantai-pantai di Krui tidak kalah cantik. Ombaknya yg bagus membuat Krui banyak disinggahi wisatawan Lokal maupun Asing untuk berselancar atau surfing disana. Bulan Agustus tahun lalu saya berkesempatan liburan bersama keluarga saya di Krui sambil mengerjakan sebuah pekerjaan dinas yang belum terselesaikan (lupakan pekerjaan itu) hehe kita fokus pada liburannya saja. Untuk sampai di Kabupaten Krui sangat mudah kok, memang membutuhkan waktu cukup lama untuk sampai disana, karena kita menggunakan jalur darat dan laut. Sebenarnya ada sih pesawat ke Lampung, tapi untuk sampai ke Kabupaten Krui harus menempuh perjalanan yang masih jauh juga, lebih baik naik kendaraan darat saja. Waktu itu saya bersama keluarga naik kendaraan Bus dari Terminal Kampung Rambutan Jakarta, ada Bus khusus yang menuju kesana Bus Krui Putra namanya, itu bus langsung menuju Krui jadi teman-teman cukup duduk manis menikmati perjalanan tanpa perlu pindah-pindah kendaraan lain, tarif Bus AC hanya sekitar 150 ribu dan sudah termasuk tiket Kapal Laut. Memerlukan waktu sekita empat jam dari Terminal Kampung Rambutan kita sudah sampai di Pelabuhan Merak Banten untuk menumpang Kapal Laut sekitar tiga hingga empat jam menuju Pelabuhan Bakauheni Lampung. Setelah itu dilanjutkan lagi menggunakan jalur darat menuju Kabupaten Krui yang memakan waktu sekitar delapan hingga sepuluh jam perjalanan. Kali ini saya ingin mengajak teman-teman untuk melihat indahnya pantai di Krui dan sekaligus memperkenalkan Krui kampung halaman kedua orang tua saya pada teman-teman semua.

Pantai Labuhan Jukung

Saya beserta keluarga sampai di Krui tepat pukul lima subuh, tepatnya di Desa Gunung Kemala. Setelah beristirahat, pada sore harinya saya menyempatkan untuk jalan-jalan ke Pantai Labuhan Jukung. Ini pantai yang paling populer di Krui, ombaknya yang tidak terlalu besar membuat banyak orang menghabiskan waktu disini. Saya ingat betul ketika tahun 2010 lalu, saya bertemu seorang pengusaha muda yang berasal dari Bandar Lampung, kami bercerita bayak tentang Krui, ia sangat memuji keindahan Pantai Labuhan Jukung yang menurutnya masih sangat indah dan alami.

Selamat Datang Di Pantai Labuhan Jukung
                             
Dengan ditemani oleh beberapa sepupu saya yang diantaranya masih kecil, saya bersama adik saya sangat bersemangat. Meski sudah banyak yang berubah,tapi Pantainya masih terjaga dengan baik, terlihat Penginapan-penginapan didirikan dipinggiran jalan menuju ke Pantai, geliat perkembangan wisata sudah mulai terlihat. Nampaknya Pemda Kabupaten Krui mulai menyadari bahwa pantai-pantai yang ada di Krui adalah aset yang sangat perlu dikembangkan. Ini kesekian kalinya Labuhan Jukung mebuat saya takjub, kebetulan ketika itu sedang tidak musim liburan, pantai terlihat sepi dan sangat tenang.

Deburan ombak menyapa kami, pasirnya yang putih berkilauan terkena sinar matahari, langitnya yang biru menambah indah pemandangan sore itu. Jajaran perahu-perahu nelayan berbaris rapi, menunggu tuannya untuk pergi mencari ikan. Mayoritas penduduk dipinggiran pantai adalah nelayan, setiap pagi mereka menjual hasil tangkapannya dipasar ataupun menjajakannya langsung kerumah-rumah penduduk menggunakan sepeda atau sepeda motor. Nampak sebuah perahu bersandar tepat dibelakang kami.

Pasir Putihnya Yang Begitu Bersih dan Halus

Airnyaa Jernih Banget Kan

Gedean Orangnya daripada Perahunya :p
Semuanya bersenang-senang bersama, menikmati jernihnya air laut yang kebetulan sedang surut, batu-batu karang yang biasanya ditutupi air terlihat dengan jelas. Beberapa penghuni dasar laut terlihat ddidasar air, kerang, bintang laut, rumput laut, semuanya terlihat dengan jelas. Saya sibuk memotret sampai adik sepupu saya menarik tangan saya untuk segera bergabung bersama mereka menikmati segarnya air laut.

Airnyaaa Sugerrrrr

Narsis Tiada Tara

Smile..Smile..Smile

Hari sudah semakin sore, air pun sudah mulai pasang kami memutuskan untuk segera pulang, tapi saya masih belum ingin beranjak pergi menunggu matahari tenggelam sore itu, untuk kesekian kalinya ingin menikmati sunset Pantai Labuhan Jukung. Beberapa menit kemudian langit mulai gelap nampak matahari tenggelam di ufuk timur, cahaya merah mulai menghiasi langit Pantai Labuhan Jukung Petang itu, semuanya sempurna sudah, indah, indah, dan indah.


Akhirnya Matahari Tenggelam dengan Indah

Sejauh Mata Memandang

Selamat Datang Senja

Pantai Tembakak


Pemandangan Di Kanan Kiri Jalan
Untuk tambahan destinasi wisata di Krui bisa juga mengunjungi pantai Tembakak, Pantai yang satu ini baru pertama kali saya kunjungi Pantai alami yang sama sekali belum tersentuh ini, memberikan kesan liburan yang sangat berkesan. Kami berangkat menggunakan mobil bak paman saya yang diatasnya ditaruh tiga kursi plastik untuk duduk, berbekal makanan seadanya dan tiga buah durian yang dibeli dipinggir jalan kami berangkat menuju pantai. Saya memilih duduk dibangku depan, abis rasanya gimana yaa duduk dikursi plastik yang ditaruh diatas mobil bak gitu, hihi. Adik dan kedua sepupu kecil saya memilih duduk dibelakang. Sepanjang jalan saya disuguhkan pemandangan yang sangat indah dikiri kanan jalan, rumah-rumah panggung yang terbuat dari kayu dan dihiasi ukiran-ukiran khas Lampung menjadi pusat perhatian saya.

Sesampainya disana saya terheran-heran, bagaimana tidak, pantai nya sangat sepi, lebih tepatnya tidak ada orang lain selain kami dan seorang ibu penjual pecal yang membuka warung kecil dipinggir jalan dekat pantai. Saya seperti berada di pantai pribadi, bahkan paman dan sepupu saya menaruh kursi plastik yang mereka bawa dari rumah, saya juga turut membawa serta bantal berbentuk panda yang saya dapat ketika membeli Liang Teh Cap Panda saat membuka stand promo diacara kantor sebulan sebelum saya berangkat ke Krui, saya borong cincau hitamnya waktu itu. Angin bulan agustus sangat terasa disana, saya bahkan harus berkali-kali merapikan rambut yang berantakan ditiup angin pantai.

Selamat Datang di Pantai Tembakak
Acara dimulai dengan icip-icip durian bawaan kami, kebetulan sedang musim durian, jadi harganya murah meriah, untuk 1 buah durian hanya sekitar lima ribu rupiah sampai dua puluh ribu rupiah saja itu pun sudah dapat ukuran besar dan dijamin mabok deh, hehe. Ah durian yang kami bawa cuma numpang lewat aja dimulut, dimakan sama enam orang yaa ga kenyang, hihi. Tapi jangan sedih, untuk urusan perut gak perlu khawatir kelaparan, didekat pantai ada warung kecil yang menjual pecal dan minuman lain, harganya juga murah meriah, sayang warungnya lupa didokumentasikan. Kenyang makan durian dan pecal saatnya diademin pake Liang Teh Cap Panda, dijamin suegeerr.
Siapa Yang Mau Durian?
Bantal Berbentuk Panda dari Liang Teh Cap Panda


Batu Karangnya Gede, Tapi Kami Ga Berani Naik
Selanjutnya kita bermain air dan berfoto narsis ala-ala bule artis hollywood yang lagi holiday di Pulau Pribadinya, hihi. Kemudian lari kesana kemari berebutan kerang yang cantik-cantik buat oleh-oleh pas pulang ke Bogor (gak modal banget ya). Pantai Tembakak tidak memiliki pasir seperti di Labuhan Jukung, pasirnya bercampur dengan cangkang kerang dan batu-batu kecil, batu-batu karang disini lebih bnyak dibandingakan Labuhan Jukung, dan bentuknya besar-besar, tapi soal pemandangan, Tembakak juga gak kalah indah, disebrang pantai terlihat ada sebuah Pulau yang bernama Pulau Pisang. Sudah capek, waktunya kita pulang, kali ini gak nunggu sunset karna paman saya bawel ngajak pulang, takut kemaleman katanya.

Subhanallah..I Love Krui
Ini Dia Pulau Pisangnya
Gak apa-apalah lain kali saya mau kesana lagi, ajak temen-temen dari Bogor dan Jakarta, supaya mereka lihat betapa indahnya Kampung Halaman kedua orang tua saya. Dan saya mau ajak mereka untuk buat gerakan sosial disana untuk adik-adik di Desa Gunung Kemala, adik-adik kecil yang sangat menginspirasi, adik-adik kecil yang kasih banyak pelajaran berharga untuk saya selama berada disana.


Mereka adalah Inspirasi 
Di perjalanan pulang saya lebih memilih duduk dibangku belakang, merasakan sensasi deg deg ser kalo kata adik saya, duduk diatas bangku plastik dan diliatin orang itu sensasi tersendiri, ya lambai-lambaikan tangan ala Putri Indonesia, haha. Ini beneran seru banget lebih dekat dengan alam, melihat indahnya Krui dengan cara yang istimewa. Saya sama sekali tidak merasakan mual meski jalanannya yang meliuk-liuk alias banyak tikungan, ini indah, sungguh indah. Hanya berharap ketika kembali lagi semuanya tetap sama, tetap indah dan alami tanpa ada yang dikurangi.
Mereka Sangat Menikmati, Haha
Meski saya hanya bercerita tentang dua pantai yang sudah saya kunjungi, namun di Krui masih banyak lagi pantai-pantai yang gak kalah indah, diantaranya Pantai Walur, dan Pantai Tanjung Setia, lain kali kalau saya berkunjung ke Krui lagi saya akan kesana dan menambah daftar Pantai yang sudah saya kunjungi. Semoga bermanfaat yaa ^_^

Okty Imagine ^_^


Tulisan ini diikutsertakan dalam Blog Contest 

"Travelogue Wisata Pantai di Indonesia" Bersama Liang Teh Cap Panda




15 komentar:

  1. bagus gan...

    mampir juga kemari
    http://gubugkecilsangentung.blogspot.com/2014/08/17-agustusan-di-pantai-klayar-banyu.html

    BalasHapus
  2. Fubuki aida :makasih, tar aku mampir yaa

    BalasHapus
  3. Andy : hatur nuhun sudah mampir :D

    BalasHapus
  4. Bersyukur kita punya pantai yang bagus dan indah. semoga terus terawat keindahannya http://fxmuchtar.blogspot.com/2014/08/serasa-memiliki-pantai-pribadi-di-liang.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaa amiin..makasih udh mampir..ntar aku mampir jugaa ^^

      Hapus
  5. wah... keren bisa jadi next trip ngebolang gw ni

    BalasHapus
    Balasan
    1. asiikkk...hayuu atuh ngebolang kesini ndiii..aturr ajaaa..

      Hapus
  6. Balasan
    1. iiyaaa..emang super duper kereenn.makasih udh mampir ^^

      Hapus
  7. Bagusssss mau ikut kesana ajak plissss :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayuuu biii...aturr aja waktunya kita brgkaatt :D

      Hapus
  8. Berbagi Kata-kata : kalo dari jakarta dan ala-ala backpacker sih sekitar 500 sampai 700 ribu cukup kok..

    BalasHapus
  9. Halo kak.. kalau mau naik kendaraan umum ke krui bagaimana? mohon infonya elanovitasriyanes@yahoo.co.id

    BalasHapus