Ada kisah tentang Lili dan Ranting Pohon. Lili adalah seorang gadis cantik yang sangat cerdas. Ia tidak pernah menyombongkan kelebihan yang ia miliki, ia selalu menolong sesamanya yang membutuhkan. Lili selalu membantu warga kampung untuk bercocok tanam. Kemampuannya bercocok tanam bisa dibilang sangat baik, itu semua Lili dapat dari ayahnya yang dulunya adalah seorang petani yang hebat. Ayahnya pun sama baik hatinya seperti Lili, ayahnya tak pernah pelit untuk berbagi ilmu bercocok tanam.
Namun hidup tidak selalu mulus seperti yang dibayangkan, meski selalu berbuat baik masalah-masalah itu selalu datang. Ada segelintir orang yang tidak menyukai Lili, itu semua didasari rasa iri hati mereka karena Lili mempunyai banyak kelebihan. Mereka selalu berusaha menjatuhkan Lili, memfitnah, menghujat, bahkan pernah suatu ketika warga kampung dihasut oleh orang-orang tadi agar membenci Lili hingga mereka merusak dan membakar rumah yang Lili tempati bersama ayahnya itu. Lili selalu berbesar hati dengan sikap orang-orang itu, ia tidak pernah sekalipun membenci orang-orang yang amat membencinya itu. Ayahnya pun selalu mengajarkan untuk tidak dendam pada siapapun termasuk orang-orang yang telah menyakitinya.
Ketika Lili sudah tidak mempunyai apapun, ia dan ayahnya memutuskan untuk tinggal ditengah hutan, dan memulai bercocok tanam disana. Mereka membuat gubuk sederhana yang nyaman untuk ditempati lalu mulai membuat ladang baru. Namun Lili tak pernah sekalipun dendam dengan orang-orang yang sudah membakar rumahnya, ia tetap selalu memperhatikan kondisi ladang para warga di kampungnya dulu. Diam-diam Lili selalu mengamati perkembangan ladang milik warga. Suatu ketika kekeringan melanda, ladang warga pun dipastikan gagal panen.
Namun Lili dan ayahnya sudah mengantisipasi dengan membuat kincir air yang dialirkan dari sungai abadi yang berada ditengah hutan. Lili sangat khawatir dengan ladang-ladang milik warga yang mengalami kekeringan itu, namun ia tak mungkin kembali lagi kesana karena semua orang disana telah dihasut sehingga membenci ia dan ayahnya. Maka Lili dan ayahnya pun diam-diam pada malam hari mencoba mengalirkan air dari kincir air yang dibuatnya ke ladang-ladang milik warga.
Hingga pada suatu malam dimana Lili dan ayahnya sudah berhasil mengalirkan air, mereka dipergoki warga kampung. Maka warga kampung yang murka pun menghakimi Lili dan ayahnya tanpa ampun. Ayahnya pun menghembuskan nafas terakhirnya malam itu, dan meninggalkan Lili seorang diri. Keesokan harinya Lili duduk disebelah pusara ayahnya yang dimakamkan tepat dibawah sebuah pohon yang rindang, ia merasa ini tidak adil, ia pun menangis terisak. Lalu tiba-tiba ada ranting pohon yang jatuh tepat disebelahnya, dan muncullah seorang kakek renta yang kemudian ikut duduk disebelah Lili.
Lili terkejut dan menatap kakek itu sendu, ia mengamatinya dan merasa tidak pernah melihat kakek itu sebelumnya. Namun kesedihan yang mendalam membuat Lili enggan untuk bertanya, ia masih melanjutkan tangisnya dan tidak menghiraukan kakek tua itu. Tiba-tiba kakek itu membuka pembicaraan dengan berkata "ayahmu sudah tenang disana, ia sangat beruntung karena telah memiliki putri yang baik hati seperti kamu". Lalu dengan enggan Lili menatap kakek itu sambil bertanya "kakek siapa?". Kakek itu pun menjawab "kamu tidak perlu tahu siapa aku, namun aku tahu kamu dan ayahmu adalah orang yang sangat baik".
Kali ini emosi Lili terpancing ia sangat ingin ayahnya kembali seraya berkata "jika aku dan ayahku orang baik, mengapa kami harus diperlakukan seperti ini?". Lalu si kakek pun mengambil ranting pohon yang terjatuh tadi dan memperlihatkannya kepada Lili. Lihat ini nak, ranting pohon ini terlihat kecil dan tak bernilai. Namun coba kau lihat, ranting pohon ini meski telah dipatahkan, dijatuhkan, bahkan dibakar sekalipun tetap bisa memberikan manfaatnya. Lili semakin tak mengerti "apa maksudnya?".
Begini, ranting pohon ini sangat berguna untuk kehidupan manusia, sebelum digunakan ia akan dipatahkan, dijatuhkan, kemudian baru dibakar, namun ranting-ranting ini tetap bisa memberikan manfaat untuk kita semua, dari ranting-ranting inilah muncul api yang bisa dipergunakan untuk memasak, menghangatkan tubuh, dan sebagainya. Namun ranting ini pun bisa menciptakan api yang bisa membakar dan menghanguskan seluruh isi kampung. Tapi, ranting ini sangat jarang dipakai untuk menghancurkan, lebih sering digunakan untuk hal yang bermanfaat.
Jadi sebenarnya kita sebagai manusia pun harus memiliki hati yang sangat lapang, meski telah dipatahkan berkali-kali, dijatuhkan berkali-kali pula, bahkan harus dihancurkan sekalipun, kita masih mempunyai banyak kemungkinan untuk tetap memberikan manfaat bagi sekitar kita. Tuhan selalu tahu yang terbaik untuk kita, dan memberikan yang terbaik meski dalam keadaan yang sulit sekalipun. Kamu seharusnya tetap semangat dan terus memberikan banyak manfaat untuk orang lain termasuk yang membencimu sekalipun. Tunjukkan jika kamu kuat, dan terus berdoa agar ayahmu ditempatkan ditempat yang paling baik.
Kakek itu pun menutup perkataannya dengan tersenyum, Lili pun menghapus air matanya, namun kakek itu pun menghilang seketika. Dan tak lama datang segerombolan warga menghampiri Lili dan meminta maaf atas kesalahan mereka, mereka baru menyadari jika yang dilakukan Lili dan ayahnya malam itu adalah hal yang sangat membantu mereka. Lili pun dibuatkan rumah baru dikampung itu, dan kembali diterima oleh warga desa.
Okty Imagine ^_^
Sangat mengispirasi dan membuat hati kembali kuat untuk menjalani keseharian dengan segala kemampuan yang paling baik, mulia sekali hati lili, berharap banyak orang yang membaca tulisan ini dan mengerti betul isi pesan dari cerita juga mampu menjalaninya. It was awesome right?!
BalasHapusamiin..makasih yah kaak ^_^
BalasHapus