LILI ( Menjadi Diri Sendiri )

Senin, 29 Juli 2013
Dulu disebuah desa yang bernama Desa Senyum ada seorang gadis cantik, baik hati, ramah, dan sangat bersahabat dengan siapa pun. Dia sangat menyukai bunga, setiap pagi dia selalu menyempatkan diri merawat bunga-bunga cantik yang ia tanam diperkarangan rumahnya. Bermacam-macam bunga ia tanam dan ia rawat setiap hari dengan senang hati. Bunga kesukaannya adalah bunga lili, ya bunga berwarna putih nan cantik yang selalu membuatnya bersemangat setiap harinya. Lili, yaa gadis itu pun mempunyai nama serupa dengan bunga kesukaanya, Lili namanya. Sama seperti bunga itu Lili pun memiliki kecantikan yang serupa, keindahan yang membuatnya banyak disukai oleh para pemuda desa dan amat dibenci oleh para gadis-gadis di desa. Bagaimana tidak, semua pemuda hanya memandang kesatu arah saja yaitu Lili, hanya Lili yang mereka sukai maka Lili pun tak memiliki teman mereka membenci Lili mereka menganggap Lili adalah biang dari semua masalah yang ada. Padahal gadis-gadis lain di desa itu tidak kalah cantik. 

Masalah pun bermunculan, pemuda-pemuda tersebut saling berebut menarik perhatian Lili, berbagai cara dilakukan, tak ada lagi kawan mereka semua menjadi lawan . Tak jarang terjadi kesalahpahaman yang menimbulkan keributan, diluar itu para gadis-gadis desa saling berlomba-lomba mempercantik diri untuk menarik perhatian dari pemuda idaman mereka. Namun tak membuahkan hasil, para pemuda itu tetap memandang kearah Lili. Lili semakin bingung dengan keadaan itu dia tidak mau masalah itu semakin berlarut-larut, Lili merasa sangat kasihan pada gadis-gadis itu. Gadis-gadis itu berusaha membuat dirinya seperti Lili, pakaian cara Lili bersikap semuanya mereka tiru, mereka beranggapan dengan berusaha menjadikan diri mereka semirip mungkin dengan Lili mereka bisa membuat mereka disukai para pemuda itu. 

Namun, lagi-lagi semuanya sia-sia, tak pernah sekalipun pemuda-pemuda itu mengalihkan pandangan mereka. Hingga pada suatu hari para gadis-gadis itu beramai-ramai mendatangi rumah Lili, mereka menginginkan Lili pergi dari desa mereka. Mereka ingin Lili pergi, ya hanya itulah satu-satunya cara yang mereka anggap bisa menyelesaikan masalah mereka. Akhirnya orang tua Lili pun menganjurkan Lili untuk pergi smentara ke rumah kakeknya yang berada di Desa tetangga. Sebuah desa yang sangat menyenangkan, semua warganya ramah, baik hati, dan yang terpenting Lili merasa aman di desa itu. Ketika bermalam dirumah kakeknya, Lili banyak bercertita dan kakeknya pun banyak menasehati. 

Hingga pada keesokan harinya Lili berjalan-jalan melihat-lihat ke setiap sudut desa. Lili merasakan suasana yang berbeda dengan tempat desanya tinggal, gadis-gadis itu sangat ramah dengan karakternya masing-masing semuanya nampak berbeda dan menarik. Ya Lili tau apa yang terjadi di desanya, apa yang terjadi pada gadis-gadis di desanya, mereka tidak menjadi diri mereka sendiri, mereka sibu berlomba-lomba untuk menjadi seperti Lili. Dan akhirnya mereka terlihat sama dan sangat tidak menarik. Akhirnya Lili memutuskan untuk kembali ke desanya dengan harapan bisa mengutarakan pendapatnya pada gadis-gadis itu. 

Lili pun memberanikan diri mendatangi gadis-gadis itu dan meminta mereka untuk menjadi dirinya sendiri dengan kecantikan yang mereka punya apa adanya tanpa meniru siapa pun. Awalnya gadis-gadis itu berontak dan tidak ingin mendengarkan yang Lili bicarakan, namun Lili mencoba meyakinkan mereka dan Lili berjanji tidak akan menampakkan dirinya di depan pemuda-pemuda itu sampai keadaan menjadi lebih baik. Akhirnya mereka mencoba memahami apa yang Lili bicarakan, sebenarnya mereka pun lelah terus-menerus menjadi seperti Lili, tidak menjadi diri mereka sendiri. Akhirnya mereka mencoba menjadi diri mereka sendiri, pemandangan yang lain pun terlihat semuanya memiliki karakternya masing-masing dan sangat terlihat menyenangkan. Mereka mulai menyadari betapa mengasyikkannya tetap menjadi diri mereka sendiri, tak peduli mereka akan disukai atau tidak. 

Hari berganti hari para pemuda-pemuda desa itu mulai menyadari jika para gadis-gadis itu sangat menarik, mereka mulai mengalihkan pandangan mereka pada gadis-gadis itu. Ya akhirnya mereka memiliki pasangannya masing-masing lalu menikah dan hidup dengan bahagia. Lili pun sangat merasa bahagia meilihat semuanya berbahagia, hingga pada akhirnya Lili pun menjatuhkan pilihannya pada seorang pemuda yang tetap setia menunggu Lili. Sama seperti mereka Lili pun menikah dan hidup bahagia dengan pasangannya. 

Ya, itulah kehidupan percaya atau tidak tuhan telah mengatur semuanya dengan indah, begitupun dengan perbedaan, tinggal bagaimana menyikapinya dan menjadikan semuanya lebih bermakna. Mungkin ketika kita melihat hidup seseorang dan merasa itu lebih menyenangkan dari kehidupan yang kita miliki, dan berusaha menjadi seperti dia tanpa kita sadari kita telah menghilangkan kebahagiaan kita sendiri demi sesuatu yang semu. Syukurilah apa yang kita miliki, menjadi cantik mungkin menyenangkan tai percayalah kebaikan hati dan tetap menjadi dirimu apa adanya akan membuat kamu terlihat cantik melebihi kecantikan apa pun. Tersenyumlah…



Okty Imagine ^__^
Read more ...

DESA SENYUM PART 5 ^__^

Jumat, 26 Juli 2013
Tak pernah terlihat kebahagiaan di dirinya, semuanya nampak datar nampak biasa saja, tak ada yang istimewa dari kehidupannya. Rajasa sangat dihargai di desa tersebut, seluruh warga sangat patuh padanya, tepat setelah hujan malam itu, entah mengapa desa itu dilanda kekeringan yang sangat hebat. Tak ada air, padi para petani pun gagal panen, tumbuhan layu, sangat mengerikan sekali berada di desa itu. 

Banyak dari masyarakat desa itu pergi ke desa lain, mereka tak tahan terus-terusan berada di situ. Sedangkan Rajasa, setiap harinya hanya dihabiskan untuk merenung, dia membuat sebuah gubuk sederhana di tengah hutan, tepat disamping makan isterinya. Sampai pada akhirnya Rajasa menyadari apa yang terjadi pada desa itu, Rajasa pun memutar otak untuk menciptakan sumber air di desa tersebut. Berbagai cara telah dilakukannya, menggali terus menggali barangkali menemukan sumber mata air yang bisa menghilangkan sedikit dahaga pada warga sekitar, namun hasilnya nihil. 

Sampai pada suatu malam Rajasa merasa sangat terpukul, ia merasa sangat bodoh, dan merindukan sosok anak dan isterinya itu. Malam itu Rajasa menangis sangat kencang, teriakannya terdengar sampai keluar hutan, tanpa ia sadari teriakannya mengundang orang-orang yang mendengarnya masuk kedalam hutan mencari sumber suara itu. Sampailah orang-orang tadi pada sebuah gubuk kecil yang ditinggali Rajasa, mereka terkejut melihat seorang lelaki kurus kering sedang meninju-ninju tanah disamping makam isterinya. 

Orang-orang yang datang itu pun mencoba mendekati Rajasa, namun apa yang terjadi ketika itu tiba-tiba muncullah mata air yang menyembul dengan derasnya dari tanah disamping makam isteri Rajasa hingga terlihat seperti air mancur, orang-orang yang ada disekitar Rajasa sangat terkejut dan berusa menghindar, dan tak berapa lama hujan pun turun dengan derasnya. Para warga meski masih dengan rasa terkejut yang ada berteriak kegirangan. Ada yang bersorak-sorai, ada yang sujud syukur, ada yang berlari-lari bahagia, semuanya menyambut bahagia hujan malam itu. 

Hingga pada keesokan harinya orang-orang berdatangan ke gubuk reot Rajasa sambil membawakan bahan makanan, mereka menganggap Rajasa adalah orang yang sakti. Sejak saat itu, Rajasa sangat disegani di desa tersebut, Rajasa pun menyambut baik kebaikan dari orang-orang di desa itu. Mereka pun mulai kembali bercocok tanam, semua bahagia, tapi tidak dengan Rajasa ia tetap bersedih sepanjang hari, tak pernah ada yang bisa membuatnya tersenyum. Hingga pada suatu hari Rajasa hilang ditengah hutan, berhari-hari tak ada kabar. 

Dan setelah kepergian Rajasa hari itu desa kembali dilanda kekeringan, semuanya panik, air pun kembali susah ditemui. Banyak diantara mereka yang mengungsi ke desa lain yang memiliki pasokan air yang banyak. Beberapa orang didesa tersebut termasuk para tetua desa mencoba mencari Rajasa, mereka khawatir dengan keadaan Rajasa, mereka mencari ketengah hutan, Rajasa tetap tak ditemukan. 

Hingga pada suatu malam desa itu turun hujan sangat deras, petir menggelegar, warga desa nampak senang dengan turunnya hujan yang mereka tunggu-tunggu itu. Namun, tidak lama setelah itu terdengar suara mengaum sangat kencang dari dalam hutan, para ibu-ibu dan anak-anak ketakutan suasana malam itu sangat mencekam. Beberapa orang bersama tetua desa pun mencoba mencari tahu asal suara itu, betapa terkejutnya mereka ketika menemukan sosok hitam besar sedang duduk didekat makam isteri Rajasa. Suaranya yang besar terdengar seperti sedang meratap. Bersambung lagi..hehe ^^



Okty Imagine ^__^
Read more ...

Bermimpilah ^__^

Jumat, 26 Juli 2013
Hai lama gak nulis, kali ini aku pengen jawab pertanyaan temen-temen yang suka nanya dengan pertanyaan yang hampir serupa "ty kenapa sih lo kok bisa masih punya cita-cita pengen ini, pengen itu, buat ini, buat itu, kaya gak ada masalah aja?". Heii sebenernya yang bermasalah aku atau kalian?.hehehe Makanya aku selalu bilang punya mimpi itu jangan satu, harus banyak, jadi kalau-kalau terjadi sesuatu sama mimpi kita yang satu dan buat kita terbangun dan terpaksa harus menyudahi mimpi itu, kita masih punya mimpi-mimpi lain yang harus kita kejar. Jadi kalo kita bersedih akan satu hal ga akan ngebuat kita jadi orang yang cuma bisa diem meratapi kesedihan dan ga bisa ngasih apa-apa dalam hidup kita sendiri. Apa kalian mau menyerah dengan takdir gitu ajaa? sementara kalian masih mampu ngasih warna dalam kehidupan kalian bahkan orang lain. 

Jadi wanita itu harus kuat, gak boleh lemah, apa kalian berfikir kodratnya seorang wanita itu, hanya menikah, kemudian punya anak, ngurus anak dan suami hingga maut menjemput?. Itu memang suatu pekerjaan yang sangat mulia, tapi lihatlah masih banyak hal lain yang bisa bermanfaat buat kalian para wanita dan bisa kalian lakukan dilsamping pekerjaan rumah tangga tadi. Saya jadi teringat kata-kata yang mama saya ucapkan dua minggu yang lalu, mama bilang "kalo kamu seorang wanita bisa sukses dalam berkarier kenapa engga? asal ingat ketika sudah memiliki pasangan hidup nantinya urusan rumah tangga itu dinomor satukan, terutama yang menyangkut suami dan anakmu, sekolah setinggi mungkin jika mampu." Untuk kalimat terakhir itu agak lucu aja dengernya, karena sampai saat ini untuk dapat gelar sarjana saja aku belum mampu. Jadi menyesal telah menyia-nyiakan waktu yang aku punya kmearin-kemarin. 

Tapi yasudahlah, yang sudah lalu biarkan jadi bahan pembelajaran buat kita semua, masih ada hari ini , esok dan seterusnya yang harus kita lewati dengan lebih baik lagi. Kenapa aku terus bersemangat? Karena aku masih punya mimpi itu. Aku selalu merasa bersyukur selalu dipertemukan dengan sosok-sosok wanita yang kuat, wanita yang terus berjuang demi keluarganya. Dari situlah aku banyak belajar bahwa hidup ini bukan hanya tentang bagaimana hidup dengan nyaman, tapi bagaimana kita coba keluar dari zona nyoman tersebut dan mencari rasa nyaman yang tidak pernah kita temui sebelumnya, demi senyum kita sendiri, keluarga, dan orang lain. Aku juga ngerasa gak sempurna, tapi setidaknya aku mau mencoba untuk terus memperbaiki diri untuk terus jadi lebih baik. Ayoo wanita Indonesia itu harus kuat, harus punya mimpi dan wujudkan mimpi itu menjadi nyata. Kalian bisa! percaya itu! Selalu ada tuhan yang akan membantumu mewujudkan semua! ^__^

Okty Imagine ^__^
Read more ...

Desa Senyum Part 4 ^__^

Kamis, 04 Juli 2013
Sesampainya di gubuk tersebut, pangeran pun dipersilahkan masuk ke dalam. Sang suami pun membaringkan isterinya di tempat tidur, sambil sesekali memegangi dadanya yang sesak. Pangeran pun mencoba membantu, dengan cekatan ia mengambilkan air putih dari teko kendi yang berada di atas meja kecil dekat tempat tidur lalu memberikannya kepada ibu tersebut. Lama mereka saling terdiam, pangeran mun menatap dengan seksama ke setiap penjuru ruangan. 

Sampai pada akhirnya pangeran pun memberanikan diri bertanya, "kenapa kalian diperlakukan seperti itu". Lelaki setengah baya yang terlihat ketakutan itu hanya diam, tanpa memberi penjelasan apa pun. Lalu pangeran meneruskan kata-katanya "ada apa dengan desa ini, mengapa kalian sering terdiam, tanpa pernah tersenyum ramah satu sama lain, apa maksud dari ritual yg kalian lakukan barusan?". Lagi-lagi tak ada yang menjawab, kali ini lelaki itu hanya menatap isterinya dengan tatapan kekhawatiran. Pangeran pun mulai kesal, hingga pada akhirnya dengan lantang ia bicara "baik, aku akan pergi kesana lagi dan akan mencari tahu sendiri apa yang sebenarnya terjadi".

Dengan menunjukkan ekspresi kekesalannya pangeran pun bangun dari duduknya, lalu bergegas pergi, baru sampai pintu rumah itu, tiba-tiba terdengar isak tangis yang menghentikan langkahnya. Ternyata sang ibu itu menangis, sementara sang suami hanya bisa tertunduk kaku tak berdaya. Pangeran pun mengurungkan niatnya, lalu ia menghampiri sang ibu dengan menaruh rasa iba. Kali ini dengan nada sangat lembut pangeran bertanya "sebenarnya kalian kenapa,kenapa kalian diperlakukan seperti itu?". Kali ini sang ibu menjawab dengan nada getir "kami telah membuat kesalahan" lalu kemudian dia meneruskan tangisnya. Pangeran pun semakin penasaran kemudian dia melanjutkan tanyanya "kesalahan apa, sampai kalian diperlakukan seperti tadi?". 

Kali ini lelaki setengah baya yang tadinya hanya tertunduk, mengangkat kepalanya dan berkata "kami telah melanggar sumpah yang telah kami sepakati, di desa kami semua warga tidak diperbolehkan berbicara banyak satu sama lain, baik dengan warga satu desa, atau pun dengan warga luar desa, selain itu kami juga dilarang tersenyum pada siapa pun". Pangeran makin penasaran "lalu siapa sosok hitam besar tadi?". Kami menyebutnya ksatria hitam, dia adalah jin yang sejak puluhan tahun yang lalu sudah menjadi penguasa desa kami, sejak dulu dia melarang seluruh warga desa untuk tersenyum. "mengapa seperti tu?" sang pangeran bertanya dengan penuh rasa penasaran. Menurut cerita dari orang tua kami, dulu ksatria hitam itu adalah manusia biasa bernama Putra Rajasa, dia seorang petani di desa ini, kemudian dia menikah dengan seorang gadis yang bernama Wulan Gemintang dan dikarunia seorang anak perempuan bernama Agni Rajasa. 

Agni Rajasa tumbuh menjadi anak yang cantik dan cerdas, sedangkan dikerajaan san raja dan ratu sangat ingin memiliki anak perempuan, namun sampai pada usia ke pernikahan yang ke sepuluh sang raja tidak dikarunia seorang anak perempuan pun. Hingga pada suatu ketika raja melihat Agni Gemintang yang sedang asyik bermain di area kerajaan, entah mengapa raja sangat menyukai anak itu, sang ratu pun sama-sama menyukai anak tersebut. Berhari-hari raja dan ratu berdiskusi, mereka sungguh menginginkan anak itu, sungguh sangat ingin. Raja pun mengutus pengawalnya untuk menemui Putra Rajasa serta membawa anak beserta isterinya. 

Datanglah Rajasa bersama isteri dan anaknya ke kerajaan, sambil berharap cemas Rajasa coba menenangkan isterinya yang sangat gugup ketika mendengar permintaan sang raja. Tak ada yang bisa menolak permintaan raja, termasuk Rajasa tapi dia tidak mau merelakan Agni ketangan raja, raja bersedia menukar Agni dengan apa pun yang Rajasa inginkan, tapi Rajasa beserta isterinya tetap tidak mau memberikan Agni pada sang Raja. Lalu, raja pun marah dan mengambil paksa Agni dari Rajasa dan isterinya. Rajasa pun tak bisa berbuat apa-apa selain merelakan Agni, hari berganti hari, tahun berganti tahun, hingga isteri Rajasa pun meninggal dunia karena penyakitnya, penyakit batin bercampur rindu yang selalu menghantuinya setiap hari. 

Rajasa pun murka, dia membawa jasad isterinya ke kerajaan, sambil berteriak dia bersumpah tidak akan pernah memaafkan raja dan ratu karena perbuatannya, namun raja tidak menghiraukan dan sambil tersenyum berkata "anakmu bahagia disini bersama kami". Melihat senyum sinis sang raja Rajasa semakin marah, dia benci melihat orang lain tersenyum diatas penderitaan mereka. Namun apadaya, jumlah pengawal kerajaan yang begitu banyaknya tidak bisa mengimbangi kekuatan yang dimiliki Rajasa, akhirnya dengan gontai sambil membawa jasad isterinya Rajasa berjalan menyusuri hutan, ditemani suara petir yang menggelegar beserta hujan yang terus membasahi tubuh mereka berdua, Rajasa terus berjalan tanpa lelah, sampailah dia disebuah desa. Setelah memakamkan isterinya di desa tersebut Rajasa pun berjanji akan mengalahkan sang raja dengan cara apa pun, sejak saat itu tak penah ada gurat senyum diwajahnya..... Bersambung lagi yaa ^__^
Read more ...

Desa Senyum Part 3 ^__^

Selasa, 02 Juli 2013

Namun betapa terkejutnya ia ketika melihat seluruh warga desa sedang berkumpul membentuk sebuah lingkaran tak terkecuali anak-anak bayi pun turut memenuhi kumpulan orang-orang tersebut. Nampak mereka tengah asyik melantunkan syair-syair yang sangat asing terdengar ditelinga sang pangeran. Tampak ditenga-tengah mereka ada 5 orang tetua di desa tersebut sedanng berlari-lari mengitari perapian sambil saling berpegangan satu sama lain. Namun yang membuat mata pangeran itu tidak bisa beranjak adalah pemandangan hitam besar yang ada di tengah perapian itu, sosok hitam yang baru pertama kali ia lihat. 

Sosok itu hanya diam sambil sesekali mengibaskan tangannya dan sambil tertawa dengan lantangnya, membuat orang-orang yang ada disekitar menyemburatkan wajah takut. Sampai pada dini hari, ritual itu pun selesai dilakukan, sosok hitam itu hilang dalam sekejap, pergi entah kemana. Warga pun berhamburan meninggalkan tempat ritual tersebut, nampak para lelaki menggotong para tetua yang kelelahan dan mengantarkan mereka ke rumahnya masing-masing. Entah ritual apa itu, pangeran pun bertanya-tanya dalam hati. Tidak pernah ia melihat sosok semenyeramkan semalam. 

Kali ini pangeran tidak tergesa-gesa, ia mencoba mengamati dengan seksama, setelah kejadian malam itu para warga kembali kepada rutinitas mereka sehari-hari. Tepat satu bulan kemudian, pangeran pun menemukan desa itu lengang tak berpenghuni di malam hari, pangeran sangat yakin pasti sedang ada ritual yang seperti ia lihat satu bulan yang lalu di tengah hutan. Kali ini pangeran berangkat sendiri, ia mengintai dari kejauhan, ternyata benar ritual serupa sedang berlangsung, namun kali ini terlihat lebih dramatis, sosok hitam besar itu sepertinya tengah marah, dengan keji ia mengibaskan tangannya pada sepasang suami isteri yang berdiri ditengah-tengah dekat perapian,dengan suara lantang dia berkata "ini hukuman untuk para pengkhianat seperti mereka" sekali kibas sepasang suami isteri itu pun terpental jauh, dan jatuh tepat di kaki sang pangeran. Pangeran pun berusaha menjauh, taku ketahuan oleh sosok hitam itu. 

Sepasang suami isteri yang malang itu meronta kesakitan, tak ada yang menghiraukan, semua warga itu ketar ketir ketakutan menyaksikan tontonan itu. Semuanya saling memeluk anggota keluarganya masing-masing. Tanpa pikir panjang sang pangeran pun menarik sepasang suami isteri itu ke dalam semak belukar tempatnya bersembunyi. Pangeran mencoba mengobati mereka seadanya, tak banyak yang bisa ia lakukan. Sampai pada akhirnya mereka sanggup berdiri, sambil dipapah oleh sang pangeran mereka menerobos gelapnya hutan menuju rumahnya. Sampailah mereka di gubuk sederhana tanpa pagar itu. Bersambung yaaa..... ^__^


Okty Imagine ^__^
Read more ...

Senin, 29 Juli 2013

LILI ( Menjadi Diri Sendiri )

Dulu disebuah desa yang bernama Desa Senyum ada seorang gadis cantik, baik hati, ramah, dan sangat bersahabat dengan siapa pun. Dia sangat menyukai bunga, setiap pagi dia selalu menyempatkan diri merawat bunga-bunga cantik yang ia tanam diperkarangan rumahnya. Bermacam-macam bunga ia tanam dan ia rawat setiap hari dengan senang hati. Bunga kesukaannya adalah bunga lili, ya bunga berwarna putih nan cantik yang selalu membuatnya bersemangat setiap harinya. Lili, yaa gadis itu pun mempunyai nama serupa dengan bunga kesukaanya, Lili namanya. Sama seperti bunga itu Lili pun memiliki kecantikan yang serupa, keindahan yang membuatnya banyak disukai oleh para pemuda desa dan amat dibenci oleh para gadis-gadis di desa. Bagaimana tidak, semua pemuda hanya memandang kesatu arah saja yaitu Lili, hanya Lili yang mereka sukai maka Lili pun tak memiliki teman mereka membenci Lili mereka menganggap Lili adalah biang dari semua masalah yang ada. Padahal gadis-gadis lain di desa itu tidak kalah cantik. 

Masalah pun bermunculan, pemuda-pemuda tersebut saling berebut menarik perhatian Lili, berbagai cara dilakukan, tak ada lagi kawan mereka semua menjadi lawan . Tak jarang terjadi kesalahpahaman yang menimbulkan keributan, diluar itu para gadis-gadis desa saling berlomba-lomba mempercantik diri untuk menarik perhatian dari pemuda idaman mereka. Namun tak membuahkan hasil, para pemuda itu tetap memandang kearah Lili. Lili semakin bingung dengan keadaan itu dia tidak mau masalah itu semakin berlarut-larut, Lili merasa sangat kasihan pada gadis-gadis itu. Gadis-gadis itu berusaha membuat dirinya seperti Lili, pakaian cara Lili bersikap semuanya mereka tiru, mereka beranggapan dengan berusaha menjadikan diri mereka semirip mungkin dengan Lili mereka bisa membuat mereka disukai para pemuda itu. 

Namun, lagi-lagi semuanya sia-sia, tak pernah sekalipun pemuda-pemuda itu mengalihkan pandangan mereka. Hingga pada suatu hari para gadis-gadis itu beramai-ramai mendatangi rumah Lili, mereka menginginkan Lili pergi dari desa mereka. Mereka ingin Lili pergi, ya hanya itulah satu-satunya cara yang mereka anggap bisa menyelesaikan masalah mereka. Akhirnya orang tua Lili pun menganjurkan Lili untuk pergi smentara ke rumah kakeknya yang berada di Desa tetangga. Sebuah desa yang sangat menyenangkan, semua warganya ramah, baik hati, dan yang terpenting Lili merasa aman di desa itu. Ketika bermalam dirumah kakeknya, Lili banyak bercertita dan kakeknya pun banyak menasehati. 

Hingga pada keesokan harinya Lili berjalan-jalan melihat-lihat ke setiap sudut desa. Lili merasakan suasana yang berbeda dengan tempat desanya tinggal, gadis-gadis itu sangat ramah dengan karakternya masing-masing semuanya nampak berbeda dan menarik. Ya Lili tau apa yang terjadi di desanya, apa yang terjadi pada gadis-gadis di desanya, mereka tidak menjadi diri mereka sendiri, mereka sibu berlomba-lomba untuk menjadi seperti Lili. Dan akhirnya mereka terlihat sama dan sangat tidak menarik. Akhirnya Lili memutuskan untuk kembali ke desanya dengan harapan bisa mengutarakan pendapatnya pada gadis-gadis itu. 

Lili pun memberanikan diri mendatangi gadis-gadis itu dan meminta mereka untuk menjadi dirinya sendiri dengan kecantikan yang mereka punya apa adanya tanpa meniru siapa pun. Awalnya gadis-gadis itu berontak dan tidak ingin mendengarkan yang Lili bicarakan, namun Lili mencoba meyakinkan mereka dan Lili berjanji tidak akan menampakkan dirinya di depan pemuda-pemuda itu sampai keadaan menjadi lebih baik. Akhirnya mereka mencoba memahami apa yang Lili bicarakan, sebenarnya mereka pun lelah terus-menerus menjadi seperti Lili, tidak menjadi diri mereka sendiri. Akhirnya mereka mencoba menjadi diri mereka sendiri, pemandangan yang lain pun terlihat semuanya memiliki karakternya masing-masing dan sangat terlihat menyenangkan. Mereka mulai menyadari betapa mengasyikkannya tetap menjadi diri mereka sendiri, tak peduli mereka akan disukai atau tidak. 

Hari berganti hari para pemuda-pemuda desa itu mulai menyadari jika para gadis-gadis itu sangat menarik, mereka mulai mengalihkan pandangan mereka pada gadis-gadis itu. Ya akhirnya mereka memiliki pasangannya masing-masing lalu menikah dan hidup dengan bahagia. Lili pun sangat merasa bahagia meilihat semuanya berbahagia, hingga pada akhirnya Lili pun menjatuhkan pilihannya pada seorang pemuda yang tetap setia menunggu Lili. Sama seperti mereka Lili pun menikah dan hidup bahagia dengan pasangannya. 

Ya, itulah kehidupan percaya atau tidak tuhan telah mengatur semuanya dengan indah, begitupun dengan perbedaan, tinggal bagaimana menyikapinya dan menjadikan semuanya lebih bermakna. Mungkin ketika kita melihat hidup seseorang dan merasa itu lebih menyenangkan dari kehidupan yang kita miliki, dan berusaha menjadi seperti dia tanpa kita sadari kita telah menghilangkan kebahagiaan kita sendiri demi sesuatu yang semu. Syukurilah apa yang kita miliki, menjadi cantik mungkin menyenangkan tai percayalah kebaikan hati dan tetap menjadi dirimu apa adanya akan membuat kamu terlihat cantik melebihi kecantikan apa pun. Tersenyumlah…



Okty Imagine ^__^

Jumat, 26 Juli 2013

DESA SENYUM PART 5 ^__^

Tak pernah terlihat kebahagiaan di dirinya, semuanya nampak datar nampak biasa saja, tak ada yang istimewa dari kehidupannya. Rajasa sangat dihargai di desa tersebut, seluruh warga sangat patuh padanya, tepat setelah hujan malam itu, entah mengapa desa itu dilanda kekeringan yang sangat hebat. Tak ada air, padi para petani pun gagal panen, tumbuhan layu, sangat mengerikan sekali berada di desa itu. 

Banyak dari masyarakat desa itu pergi ke desa lain, mereka tak tahan terus-terusan berada di situ. Sedangkan Rajasa, setiap harinya hanya dihabiskan untuk merenung, dia membuat sebuah gubuk sederhana di tengah hutan, tepat disamping makan isterinya. Sampai pada akhirnya Rajasa menyadari apa yang terjadi pada desa itu, Rajasa pun memutar otak untuk menciptakan sumber air di desa tersebut. Berbagai cara telah dilakukannya, menggali terus menggali barangkali menemukan sumber mata air yang bisa menghilangkan sedikit dahaga pada warga sekitar, namun hasilnya nihil. 

Sampai pada suatu malam Rajasa merasa sangat terpukul, ia merasa sangat bodoh, dan merindukan sosok anak dan isterinya itu. Malam itu Rajasa menangis sangat kencang, teriakannya terdengar sampai keluar hutan, tanpa ia sadari teriakannya mengundang orang-orang yang mendengarnya masuk kedalam hutan mencari sumber suara itu. Sampailah orang-orang tadi pada sebuah gubuk kecil yang ditinggali Rajasa, mereka terkejut melihat seorang lelaki kurus kering sedang meninju-ninju tanah disamping makam isterinya. 

Orang-orang yang datang itu pun mencoba mendekati Rajasa, namun apa yang terjadi ketika itu tiba-tiba muncullah mata air yang menyembul dengan derasnya dari tanah disamping makam isteri Rajasa hingga terlihat seperti air mancur, orang-orang yang ada disekitar Rajasa sangat terkejut dan berusa menghindar, dan tak berapa lama hujan pun turun dengan derasnya. Para warga meski masih dengan rasa terkejut yang ada berteriak kegirangan. Ada yang bersorak-sorai, ada yang sujud syukur, ada yang berlari-lari bahagia, semuanya menyambut bahagia hujan malam itu. 

Hingga pada keesokan harinya orang-orang berdatangan ke gubuk reot Rajasa sambil membawakan bahan makanan, mereka menganggap Rajasa adalah orang yang sakti. Sejak saat itu, Rajasa sangat disegani di desa tersebut, Rajasa pun menyambut baik kebaikan dari orang-orang di desa itu. Mereka pun mulai kembali bercocok tanam, semua bahagia, tapi tidak dengan Rajasa ia tetap bersedih sepanjang hari, tak pernah ada yang bisa membuatnya tersenyum. Hingga pada suatu hari Rajasa hilang ditengah hutan, berhari-hari tak ada kabar. 

Dan setelah kepergian Rajasa hari itu desa kembali dilanda kekeringan, semuanya panik, air pun kembali susah ditemui. Banyak diantara mereka yang mengungsi ke desa lain yang memiliki pasokan air yang banyak. Beberapa orang didesa tersebut termasuk para tetua desa mencoba mencari Rajasa, mereka khawatir dengan keadaan Rajasa, mereka mencari ketengah hutan, Rajasa tetap tak ditemukan. 

Hingga pada suatu malam desa itu turun hujan sangat deras, petir menggelegar, warga desa nampak senang dengan turunnya hujan yang mereka tunggu-tunggu itu. Namun, tidak lama setelah itu terdengar suara mengaum sangat kencang dari dalam hutan, para ibu-ibu dan anak-anak ketakutan suasana malam itu sangat mencekam. Beberapa orang bersama tetua desa pun mencoba mencari tahu asal suara itu, betapa terkejutnya mereka ketika menemukan sosok hitam besar sedang duduk didekat makam isteri Rajasa. Suaranya yang besar terdengar seperti sedang meratap. Bersambung lagi..hehe ^^



Okty Imagine ^__^

Bermimpilah ^__^

Hai lama gak nulis, kali ini aku pengen jawab pertanyaan temen-temen yang suka nanya dengan pertanyaan yang hampir serupa "ty kenapa sih lo kok bisa masih punya cita-cita pengen ini, pengen itu, buat ini, buat itu, kaya gak ada masalah aja?". Heii sebenernya yang bermasalah aku atau kalian?.hehehe Makanya aku selalu bilang punya mimpi itu jangan satu, harus banyak, jadi kalau-kalau terjadi sesuatu sama mimpi kita yang satu dan buat kita terbangun dan terpaksa harus menyudahi mimpi itu, kita masih punya mimpi-mimpi lain yang harus kita kejar. Jadi kalo kita bersedih akan satu hal ga akan ngebuat kita jadi orang yang cuma bisa diem meratapi kesedihan dan ga bisa ngasih apa-apa dalam hidup kita sendiri. Apa kalian mau menyerah dengan takdir gitu ajaa? sementara kalian masih mampu ngasih warna dalam kehidupan kalian bahkan orang lain. 

Jadi wanita itu harus kuat, gak boleh lemah, apa kalian berfikir kodratnya seorang wanita itu, hanya menikah, kemudian punya anak, ngurus anak dan suami hingga maut menjemput?. Itu memang suatu pekerjaan yang sangat mulia, tapi lihatlah masih banyak hal lain yang bisa bermanfaat buat kalian para wanita dan bisa kalian lakukan dilsamping pekerjaan rumah tangga tadi. Saya jadi teringat kata-kata yang mama saya ucapkan dua minggu yang lalu, mama bilang "kalo kamu seorang wanita bisa sukses dalam berkarier kenapa engga? asal ingat ketika sudah memiliki pasangan hidup nantinya urusan rumah tangga itu dinomor satukan, terutama yang menyangkut suami dan anakmu, sekolah setinggi mungkin jika mampu." Untuk kalimat terakhir itu agak lucu aja dengernya, karena sampai saat ini untuk dapat gelar sarjana saja aku belum mampu. Jadi menyesal telah menyia-nyiakan waktu yang aku punya kmearin-kemarin. 

Tapi yasudahlah, yang sudah lalu biarkan jadi bahan pembelajaran buat kita semua, masih ada hari ini , esok dan seterusnya yang harus kita lewati dengan lebih baik lagi. Kenapa aku terus bersemangat? Karena aku masih punya mimpi itu. Aku selalu merasa bersyukur selalu dipertemukan dengan sosok-sosok wanita yang kuat, wanita yang terus berjuang demi keluarganya. Dari situlah aku banyak belajar bahwa hidup ini bukan hanya tentang bagaimana hidup dengan nyaman, tapi bagaimana kita coba keluar dari zona nyoman tersebut dan mencari rasa nyaman yang tidak pernah kita temui sebelumnya, demi senyum kita sendiri, keluarga, dan orang lain. Aku juga ngerasa gak sempurna, tapi setidaknya aku mau mencoba untuk terus memperbaiki diri untuk terus jadi lebih baik. Ayoo wanita Indonesia itu harus kuat, harus punya mimpi dan wujudkan mimpi itu menjadi nyata. Kalian bisa! percaya itu! Selalu ada tuhan yang akan membantumu mewujudkan semua! ^__^

Okty Imagine ^__^

Kamis, 04 Juli 2013

Desa Senyum Part 4 ^__^

Sesampainya di gubuk tersebut, pangeran pun dipersilahkan masuk ke dalam. Sang suami pun membaringkan isterinya di tempat tidur, sambil sesekali memegangi dadanya yang sesak. Pangeran pun mencoba membantu, dengan cekatan ia mengambilkan air putih dari teko kendi yang berada di atas meja kecil dekat tempat tidur lalu memberikannya kepada ibu tersebut. Lama mereka saling terdiam, pangeran mun menatap dengan seksama ke setiap penjuru ruangan. 

Sampai pada akhirnya pangeran pun memberanikan diri bertanya, "kenapa kalian diperlakukan seperti itu". Lelaki setengah baya yang terlihat ketakutan itu hanya diam, tanpa memberi penjelasan apa pun. Lalu pangeran meneruskan kata-katanya "ada apa dengan desa ini, mengapa kalian sering terdiam, tanpa pernah tersenyum ramah satu sama lain, apa maksud dari ritual yg kalian lakukan barusan?". Lagi-lagi tak ada yang menjawab, kali ini lelaki itu hanya menatap isterinya dengan tatapan kekhawatiran. Pangeran pun mulai kesal, hingga pada akhirnya dengan lantang ia bicara "baik, aku akan pergi kesana lagi dan akan mencari tahu sendiri apa yang sebenarnya terjadi".

Dengan menunjukkan ekspresi kekesalannya pangeran pun bangun dari duduknya, lalu bergegas pergi, baru sampai pintu rumah itu, tiba-tiba terdengar isak tangis yang menghentikan langkahnya. Ternyata sang ibu itu menangis, sementara sang suami hanya bisa tertunduk kaku tak berdaya. Pangeran pun mengurungkan niatnya, lalu ia menghampiri sang ibu dengan menaruh rasa iba. Kali ini dengan nada sangat lembut pangeran bertanya "sebenarnya kalian kenapa,kenapa kalian diperlakukan seperti itu?". Kali ini sang ibu menjawab dengan nada getir "kami telah membuat kesalahan" lalu kemudian dia meneruskan tangisnya. Pangeran pun semakin penasaran kemudian dia melanjutkan tanyanya "kesalahan apa, sampai kalian diperlakukan seperti tadi?". 

Kali ini lelaki setengah baya yang tadinya hanya tertunduk, mengangkat kepalanya dan berkata "kami telah melanggar sumpah yang telah kami sepakati, di desa kami semua warga tidak diperbolehkan berbicara banyak satu sama lain, baik dengan warga satu desa, atau pun dengan warga luar desa, selain itu kami juga dilarang tersenyum pada siapa pun". Pangeran makin penasaran "lalu siapa sosok hitam besar tadi?". Kami menyebutnya ksatria hitam, dia adalah jin yang sejak puluhan tahun yang lalu sudah menjadi penguasa desa kami, sejak dulu dia melarang seluruh warga desa untuk tersenyum. "mengapa seperti tu?" sang pangeran bertanya dengan penuh rasa penasaran. Menurut cerita dari orang tua kami, dulu ksatria hitam itu adalah manusia biasa bernama Putra Rajasa, dia seorang petani di desa ini, kemudian dia menikah dengan seorang gadis yang bernama Wulan Gemintang dan dikarunia seorang anak perempuan bernama Agni Rajasa. 

Agni Rajasa tumbuh menjadi anak yang cantik dan cerdas, sedangkan dikerajaan san raja dan ratu sangat ingin memiliki anak perempuan, namun sampai pada usia ke pernikahan yang ke sepuluh sang raja tidak dikarunia seorang anak perempuan pun. Hingga pada suatu ketika raja melihat Agni Gemintang yang sedang asyik bermain di area kerajaan, entah mengapa raja sangat menyukai anak itu, sang ratu pun sama-sama menyukai anak tersebut. Berhari-hari raja dan ratu berdiskusi, mereka sungguh menginginkan anak itu, sungguh sangat ingin. Raja pun mengutus pengawalnya untuk menemui Putra Rajasa serta membawa anak beserta isterinya. 

Datanglah Rajasa bersama isteri dan anaknya ke kerajaan, sambil berharap cemas Rajasa coba menenangkan isterinya yang sangat gugup ketika mendengar permintaan sang raja. Tak ada yang bisa menolak permintaan raja, termasuk Rajasa tapi dia tidak mau merelakan Agni ketangan raja, raja bersedia menukar Agni dengan apa pun yang Rajasa inginkan, tapi Rajasa beserta isterinya tetap tidak mau memberikan Agni pada sang Raja. Lalu, raja pun marah dan mengambil paksa Agni dari Rajasa dan isterinya. Rajasa pun tak bisa berbuat apa-apa selain merelakan Agni, hari berganti hari, tahun berganti tahun, hingga isteri Rajasa pun meninggal dunia karena penyakitnya, penyakit batin bercampur rindu yang selalu menghantuinya setiap hari. 

Rajasa pun murka, dia membawa jasad isterinya ke kerajaan, sambil berteriak dia bersumpah tidak akan pernah memaafkan raja dan ratu karena perbuatannya, namun raja tidak menghiraukan dan sambil tersenyum berkata "anakmu bahagia disini bersama kami". Melihat senyum sinis sang raja Rajasa semakin marah, dia benci melihat orang lain tersenyum diatas penderitaan mereka. Namun apadaya, jumlah pengawal kerajaan yang begitu banyaknya tidak bisa mengimbangi kekuatan yang dimiliki Rajasa, akhirnya dengan gontai sambil membawa jasad isterinya Rajasa berjalan menyusuri hutan, ditemani suara petir yang menggelegar beserta hujan yang terus membasahi tubuh mereka berdua, Rajasa terus berjalan tanpa lelah, sampailah dia disebuah desa. Setelah memakamkan isterinya di desa tersebut Rajasa pun berjanji akan mengalahkan sang raja dengan cara apa pun, sejak saat itu tak penah ada gurat senyum diwajahnya..... Bersambung lagi yaa ^__^

Selasa, 02 Juli 2013

Desa Senyum Part 3 ^__^


Namun betapa terkejutnya ia ketika melihat seluruh warga desa sedang berkumpul membentuk sebuah lingkaran tak terkecuali anak-anak bayi pun turut memenuhi kumpulan orang-orang tersebut. Nampak mereka tengah asyik melantunkan syair-syair yang sangat asing terdengar ditelinga sang pangeran. Tampak ditenga-tengah mereka ada 5 orang tetua di desa tersebut sedanng berlari-lari mengitari perapian sambil saling berpegangan satu sama lain. Namun yang membuat mata pangeran itu tidak bisa beranjak adalah pemandangan hitam besar yang ada di tengah perapian itu, sosok hitam yang baru pertama kali ia lihat. 

Sosok itu hanya diam sambil sesekali mengibaskan tangannya dan sambil tertawa dengan lantangnya, membuat orang-orang yang ada disekitar menyemburatkan wajah takut. Sampai pada dini hari, ritual itu pun selesai dilakukan, sosok hitam itu hilang dalam sekejap, pergi entah kemana. Warga pun berhamburan meninggalkan tempat ritual tersebut, nampak para lelaki menggotong para tetua yang kelelahan dan mengantarkan mereka ke rumahnya masing-masing. Entah ritual apa itu, pangeran pun bertanya-tanya dalam hati. Tidak pernah ia melihat sosok semenyeramkan semalam. 

Kali ini pangeran tidak tergesa-gesa, ia mencoba mengamati dengan seksama, setelah kejadian malam itu para warga kembali kepada rutinitas mereka sehari-hari. Tepat satu bulan kemudian, pangeran pun menemukan desa itu lengang tak berpenghuni di malam hari, pangeran sangat yakin pasti sedang ada ritual yang seperti ia lihat satu bulan yang lalu di tengah hutan. Kali ini pangeran berangkat sendiri, ia mengintai dari kejauhan, ternyata benar ritual serupa sedang berlangsung, namun kali ini terlihat lebih dramatis, sosok hitam besar itu sepertinya tengah marah, dengan keji ia mengibaskan tangannya pada sepasang suami isteri yang berdiri ditengah-tengah dekat perapian,dengan suara lantang dia berkata "ini hukuman untuk para pengkhianat seperti mereka" sekali kibas sepasang suami isteri itu pun terpental jauh, dan jatuh tepat di kaki sang pangeran. Pangeran pun berusaha menjauh, taku ketahuan oleh sosok hitam itu. 

Sepasang suami isteri yang malang itu meronta kesakitan, tak ada yang menghiraukan, semua warga itu ketar ketir ketakutan menyaksikan tontonan itu. Semuanya saling memeluk anggota keluarganya masing-masing. Tanpa pikir panjang sang pangeran pun menarik sepasang suami isteri itu ke dalam semak belukar tempatnya bersembunyi. Pangeran mencoba mengobati mereka seadanya, tak banyak yang bisa ia lakukan. Sampai pada akhirnya mereka sanggup berdiri, sambil dipapah oleh sang pangeran mereka menerobos gelapnya hutan menuju rumahnya. Sampailah mereka di gubuk sederhana tanpa pagar itu. Bersambung yaaa..... ^__^


Okty Imagine ^__^