Dulu disebuah desa yang bernama
Desa Senyum ada seorang gadis cantik, baik hati, ramah, dan sangat bersahabat
dengan siapa pun. Dia sangat menyukai bunga, setiap pagi dia selalu
menyempatkan diri merawat bunga-bunga cantik yang ia tanam diperkarangan rumahnya.
Bermacam-macam bunga ia tanam dan ia rawat setiap hari dengan senang hati.
Bunga kesukaannya adalah bunga lili, ya bunga berwarna putih nan cantik yang
selalu membuatnya bersemangat setiap harinya. Lili, yaa gadis itu pun mempunyai
nama serupa dengan bunga kesukaanya, Lili namanya. Sama seperti bunga itu Lili
pun memiliki kecantikan yang serupa, keindahan yang membuatnya banyak disukai
oleh para pemuda desa dan amat dibenci oleh para gadis-gadis di desa. Bagaimana
tidak, semua pemuda hanya memandang kesatu arah saja yaitu Lili, hanya Lili
yang mereka sukai maka Lili pun tak memiliki teman mereka membenci Lili mereka
menganggap Lili adalah biang dari semua masalah yang ada. Padahal gadis-gadis
lain di desa itu tidak kalah cantik.
Masalah pun bermunculan, pemuda-pemuda
tersebut saling berebut menarik perhatian Lili, berbagai cara dilakukan, tak
ada lagi kawan mereka semua menjadi lawan . Tak jarang terjadi kesalahpahaman
yang menimbulkan keributan, diluar itu para gadis-gadis desa saling berlomba-lomba
mempercantik diri untuk menarik perhatian dari pemuda idaman mereka. Namun tak
membuahkan hasil, para pemuda itu tetap memandang kearah Lili. Lili semakin
bingung dengan keadaan itu dia tidak mau masalah itu semakin berlarut-larut,
Lili merasa sangat kasihan pada gadis-gadis itu. Gadis-gadis itu berusaha
membuat dirinya seperti Lili, pakaian cara Lili bersikap semuanya mereka tiru,
mereka beranggapan dengan berusaha menjadikan diri mereka semirip mungkin
dengan Lili mereka bisa membuat mereka disukai para pemuda itu.
Namun,
lagi-lagi semuanya sia-sia, tak pernah sekalipun pemuda-pemuda itu mengalihkan pandangan
mereka. Hingga pada suatu hari para gadis-gadis itu beramai-ramai mendatangi
rumah Lili, mereka menginginkan Lili pergi dari desa mereka. Mereka ingin Lili
pergi, ya hanya itulah satu-satunya cara yang mereka anggap bisa menyelesaikan
masalah mereka. Akhirnya orang tua Lili pun menganjurkan Lili untuk pergi
smentara ke rumah kakeknya yang berada di Desa tetangga. Sebuah desa yang
sangat menyenangkan, semua warganya ramah, baik hati, dan yang terpenting Lili
merasa aman di desa itu. Ketika bermalam dirumah kakeknya, Lili banyak
bercertita dan kakeknya pun banyak menasehati.
Hingga pada keesokan harinya
Lili berjalan-jalan melihat-lihat ke setiap sudut desa. Lili merasakan suasana
yang berbeda dengan tempat desanya tinggal, gadis-gadis itu sangat ramah dengan
karakternya masing-masing semuanya nampak berbeda dan menarik. Ya Lili tau apa
yang terjadi di desanya, apa yang terjadi pada gadis-gadis di desanya, mereka
tidak menjadi diri mereka sendiri, mereka sibu berlomba-lomba untuk menjadi
seperti Lili. Dan akhirnya mereka terlihat sama dan sangat tidak menarik.
Akhirnya Lili memutuskan untuk kembali ke desanya dengan harapan bisa
mengutarakan pendapatnya pada gadis-gadis itu.
Lili pun memberanikan diri
mendatangi gadis-gadis itu dan meminta mereka untuk menjadi dirinya sendiri
dengan kecantikan yang mereka punya apa adanya tanpa meniru siapa pun. Awalnya
gadis-gadis itu berontak dan tidak ingin mendengarkan yang Lili bicarakan,
namun Lili mencoba meyakinkan mereka dan Lili berjanji tidak akan menampakkan
dirinya di depan pemuda-pemuda itu sampai keadaan menjadi lebih baik. Akhirnya
mereka mencoba memahami apa yang Lili bicarakan, sebenarnya mereka pun lelah
terus-menerus menjadi seperti Lili, tidak menjadi diri mereka sendiri. Akhirnya
mereka mencoba menjadi diri mereka sendiri, pemandangan yang lain pun terlihat
semuanya memiliki karakternya masing-masing dan sangat terlihat menyenangkan.
Mereka mulai menyadari betapa mengasyikkannya tetap menjadi diri mereka
sendiri, tak peduli mereka akan disukai atau tidak.
Hari berganti hari para
pemuda-pemuda desa itu mulai menyadari jika para gadis-gadis itu sangat
menarik, mereka mulai mengalihkan pandangan mereka pada gadis-gadis itu. Ya
akhirnya mereka memiliki pasangannya masing-masing lalu menikah dan hidup
dengan bahagia. Lili pun sangat merasa bahagia meilihat semuanya berbahagia,
hingga pada akhirnya Lili pun menjatuhkan pilihannya pada seorang pemuda yang
tetap setia menunggu Lili. Sama seperti mereka Lili pun menikah dan hidup
bahagia dengan pasangannya.
Ya, itulah kehidupan percaya atau tidak tuhan telah
mengatur semuanya dengan indah, begitupun dengan perbedaan, tinggal bagaimana
menyikapinya dan menjadikan semuanya lebih bermakna. Mungkin ketika kita
melihat hidup seseorang dan merasa itu lebih menyenangkan dari kehidupan yang
kita miliki, dan berusaha menjadi seperti dia tanpa kita sadari kita telah
menghilangkan kebahagiaan kita sendiri demi sesuatu yang semu. Syukurilah apa
yang kita miliki, menjadi cantik mungkin menyenangkan tai percayalah kebaikan
hati dan tetap menjadi dirimu apa adanya akan membuat kamu terlihat cantik
melebihi kecantikan apa pun. Tersenyumlah…
Okty Imagine ^__^
Like this story ^^
BalasHapus